Senin, 17 Desember 2012

MAKALAH KEPERAWATAN TRANSKULTURAL MAKANAN YANG DILARANG OLEH AGAMA KATOLIS


MAKALAH
KEPERAWATAN TRANSKULTURAL
MAKANAN YANG DILARANG OLEH AGAMA KATOLIS









KELOMPOK 4 :
1.FITRIYANI                       (11620558)
2. FRIDAY ANDIGA          (11620559)
3. GIARTO                           (11620560)
4. HABIB MASHUDA        (11620561)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2012







PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyalurkan kemampuan akademiknya melalui sebuah makalah yang berjudul “Perspektif Traanskultural dalam Keperawatan”. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan pada Baginda Rosulillah Muhammad SAW yang semoga kita memperoleh Syafa’at darinya kelak di alam akhirat.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak lain maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih penulis sempaikan kepada :
1.      Bu listika Mey S.Kep.Ns selaku Pembimbing mata kuliah Konsep dasar Keperawatan 1;
2.      Orang tua penulis yang terus memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis;
3.      Rekan-rekanita yang telah memberikan semangat dan dorongan untuk menyelesaikan makalah ini; dan
4.      Seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Sebuah pengakuan akademik yang nyata bahwa susunan laporan penulis ini masih mengandung celah kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis menampung koreksi dan saran untuk dikaji dalam penyempurnaan laporan penulisan ini.
Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi seluruh masyarakat secara umum dan bagi para calon perawat khususnya.

Penulis


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Makanan merupakan fakor terpenting dalam menjalani kehidupan. Setiap makhluk yang hidup membutuhkan makanan. Segi agama adanya anjuran dan larangan untuk mmakan makanan tersebut, dimana makanan dapat di bagi menjadi makan halal dan haram.
Agama membagi makan tersebut secar tegas dan teratur dalam landasan dasar yang tegas berasal dari Tuhan.
Dunia modern walaupun sudah secara tegas  di larang masih banyak manuia yang melanggar. Dalam hal ini akan di terangkan makan yang di larang oleh agama terutama agama katolik.
1.2  RUMUSAN MASALAH
Bagaimana makanan yang dilarang agama katolik ?
1.3  TUJUAN
Pembaca dan penullis dapat mengerti makanan yang dilarang oleh agam ktolik.
1.4  MANFAAT
Mengerti dan tidak memakan makanan yang di larang oleh agama.








BAB 2
PEMBAHASAN
MAKANAN MENURUT AGAMA KATOLIK
Orang Katolik boleh makan sembarang “makanan”, dan itulah yang dipahami dan diajarkan oleh Gereja. Kiranya itu pun tidak salah, karena kata  ‘makanan’ saya tegaskan dengan garis miring dan bold. Yang menjadi dasar atau alasan tersebut adalah bahwa soal makan dan minum tidak ada kaitannya dengan keselamatan, tidak ada kaitannya dengan masuk sorga atau masuk neraka. Masuk sorga atau masuk neraka kaitannya dengan perilaku dan sikap hidup manusia.
Dalam Injil Matius 15:1-20, Yesus memberikan ajaran bahwa yang menajiskan orang bukan apa masuk ke dalam mulut, tetapi apa yang keluar dari mulut, karena yang keluar dari mulut berasal dari hati. Yang menajiskan orang adalah segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Dari Injil tersebut ada beberapa point hasil penafsiran:
  1. Yesus mengkonfrontasikan antara makan dengan tidak mencuci tangan yang dilakukan oleh murid-murid Yesus dengan aturan Yahudi yang memperbolehkan orang tidak lagi menghormati orang tuanya karena alasan tertentu.
  2. Yesus mengkritik cara hidup beragama para  Ahli Taurat dan orang Farisi yang hanya menekankan hal-hal lahiriah dan membuat aturan-aturan yang mempersulit dan menekan orang-orang kecil demi menguntungkan para pemuka agama.
  3. Yesus tidak secara eksplisit berbicara soal makan apa saja itu boleh (halal), tetapi berbicara soal makan tidak mencuci tangan itu tidak dilarang, (mungkin tangan sudah bersih), dan mencuci tangan yang menjadi tradisi Yahudi sekedar menjaga tradisi, bukan melakukan hal yang esensi yakni membersihkan tangan.
Ada penegasan dalam Injil Markus 7:19 di sana dikatakan secara eksplisit, “…. Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal.”
Lalu bagaimana dengan para Rasul sendiri setelah menerima pengajaran ini?  Dalam Kisah Para Rasul 11:8 Petrus berkata,”… Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku.” Meskipun ayat tersebut mengisahkan tentang perlambang perintah Tuhan kepada Petrus untuk memberitakan Injil kepada orang-orang kafir (bukan Yahudi), tetapi dari sisi Petrus, selama ini tetap menjaga tidak makan apa yang menjadi larangan dalam Perjanjian Lama (Kitab Ulangan dan Imamat).
Larangan makanan (haram dan halal) dalam Perjanjian Lama sebagian berkaitan dengan sentiment hidup keagamaan atau pun antar suku. Misalnya haram makan daging babi, karena babi waktu itu menjadi hewan persembahan dewa-dewi orang-orang kafir. Dilarang makan darah, karena pemahaman waktu itu darah adalah tempat roh/nyawa (Kej 9:5). Darah juga merupakan bagian penting untuk korban persembahan (Im 3:13, dll) . Haram makan lemak, karena lemak adalah dihususkan untuk korban bakaran (Kej 4:4, Kel 23:18, dst).
Dengan pengetahuan dan sain moderen, berbagai makanan bisa menyebabkan penyakit pada orang tertentu, misalnya makan lemak bisa menyebabkan kolesterol tinggi, darah merupakan alat transportasi segala yang beredar dalam tubuh termasuk peredaran penyakit, babi bisa mengandung cacing pita, dan sebagainya.
Maka dalam Katolik masalah makanan haram dan halal bukan menjadi aturan Gereja/Agama. Bukan menjadi aturan untuk mencapai keselamatan surgawi.  Oleh karena itu bersifat tidak wajib untuk menaati makanan haram dan halal seperti yang diuraikan dalam Perjanjian Lama. Karena bersifat tidak wajib maka Anda boleh makan bila tidak mengganggu kesehatan Anda, juga boleh tidak makan makanan tertentu jika bisa menyebabkan gangguan kesehatan.
Makanan yang di larang antara lain :
1.      Makan daging babi
“Dan babi, meskipun ia memiliki kuku terbelah, namun dia tidak memamahbiak; babi adalah najis untuk Anda”.
“daging nya jangan kamu makan, dan bangkai mereka jangan engkau sentuh, mereka adalah najis untuk Anda.”[Imamat 11:7-8]
Babi juga dilarang dalam Injil dalam kitab Ulangan
“Dan babi, karena kukunya terbelah, namun bukan pemamah biak, ia adalah najis untuk Anda. Kamu jangan makan daging mereka, dan jangan menyentuh bangkai mereka.” [Ulangan 14:8]
larangan yang sama juga diulang dalam Injil dalam kitab Yesaya bab 65 ayat 2-5.

·         Konsumsi daging babi menyebabkan beberapa penyakit babi-2
non-Muslim Lainnya dan atheists akan setuju hanya akan percaya melalui alasan, logika dan ilmu pengetahuan. Memakan babi dapat menyebabkan tidak kurang dari tujuh puluh berbagai jenis penyakit. Seseorang dapat memiliki berbagai helminthes(cacingan) seperti cacing gelang, cacing keremi, cacing tambang, dll Salah satu yang paling berbahaya adalah Taenia Solium, yang dalam terminologi manusia disebut cacing pita. Ia hidup di usus dan sangat panjang. berkembang melalui telur, masuk ke aliran darah dan dapat mencapai hampir semua organ tubuh. Jika ia memasuki otak dapat menyebabkan hilangnya memori. Jika memasuki jantung dapat menyebabkan serangan jantung, jika memasuki mata dapat menyebabkan kebutaan, jika memasuki hati itu dapat menyebabkan kerusakan hati. Hal ini dapat merusak hampir semua organ tubuh.
Helminthes berbahaya lain adalah Trichura Tichurasis. Umum kesalahpahaman tentang babi adalah bahwa jika dimasak dengan baik, telur nya akan mati. Dalam sebuah riset penelitian yang dilakukan di Amerika, telah ditemukan bahwa dari dua puluh empat orang menderita Trichura Tichurasis, dua puluh dua telah memasak babi dengan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa telur cacing dalam daging babi tidak mati dimasak dengan suhu normal.
·         Lemak babi mengandung bahan untuk bangunan
Daging Babi mempunyai sedikit otot (lemak) yang mengandung bahan untuk bangunan dan kelebihan lemak. Lemak ini mengendap di tubuh dan dapat menyebabkan hipertensi dan serangan jantung. Tidak mengherankan bahwa lebih dari 50% dari Amerika menderita hipertensi.
·         Babi merupakan salah satu binatang terjorok di bumi
Babi yang merupakan salah satu binatang terjorok di bumi. Ia hidup dan berkembang di kotoran binatang, kotoran manusia dan kotoran lainnya. Ini adalah jalan terbaik yang saya tahu bahwa Allah menciptakannya. Di masyarakat desa tidak memiliki toilet modern dan mereka membuang kotoran di udara terbuka. Sangat sering kotoran mereka akan habis dimakan oleh babi.
Beberapa orang berpendapat bahwa di negara-negara maju seperti Australia, babi dipelihara sangat bersih dan higienis. Bahkan dalam kondisi higienis ini babi-babi dalam kandang yang sama. Betapa pun keras Anda mencoba untuk menjaga mereka bersih, mereka jorok secara alami. Mereka memakan dan menikmati kotoran kawannya sendiri

2.      Makan daging
Dilarag makan daging pada saat rabu abu sampai jumaat agung.

Karena dalam daging terdapat lemak yang tidak baik di konsumi oleh manusia.
Daging tersebut antara  lain daging babi yang kaya cholesterol.
Pantang makan daging atau makanan lain menurut ketentuan Konferensi para Uskup hendaknya dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu kebetulan jatuh pada salah satu hari yang terhitung hari raya; sedangkan pantang dan puasa hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu dan pada hari Jumat Agung, memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan Kita Yesus Kristus

3.      Makan darah
Dalam darah banyak mengandung kuman penyakit yang tidak di ketahui  konsumsi yang berada dalam darah.
Mengenai makan darah dalam Perjanjian Lama itu termasuk “Ceremonial Law”/ hukum seremonial, yang dimaksudkan untuk mempersiapkan umat Israel pada kedatangan Yesus, yang mempersembahkan Tubuh dan Darah-Nya untuk keselamatan umat pilihan-Nya. Maka pada Perjanjian Lama, umat Israel dilarang minum darah, agar mereka dipisahkan dari kebiasaan bangsa-bangsa lain, dan juga agar mereka dapat dipersiapkan untuk menghargai “Darah Perjanjian Baru”, yaitu Darah Kristus. Menurut St. Thomas Aquinas, Kristus merupakan pemenuhan hukum Perjanjian Lama, yang terdiri dari Hukum Moral, hukum Seremonial dan hukum Yuridis. Setelah kedatangan Kristus di Perjanjian Baru, Hukum Moral Perjanjian Lama yaitu Sepuluh Perintah Allah, tetap berlaku, sedangkan hukum Seremonial dan hukum Yuridis tidak lagi berlaku.
4.      Makan bangkai hewan yang sudah cukup lama mati
Banyaknya kuman bakteri pada bangkai bila di makan akan mudah penulara penyakit.
5.      Makan makanan sesaji
Umat katolik dilarang makan makanan bekas sesaji karena selain tidak sehat, makanan itu telah dipersembahkan kepada roh-roh lain. Boleh saja membantu orangtua membelikan makanan untuk sesaji, tetapi tidak perlu ikut dalam mempersembahkan sesaji itu.

BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Agama Katolik melarang umatnya memakan daging pada rabu abu sampai jumaat agung terutama daging babi. Daging yang lain nya berupa daging bangkai, darah beka sesaji.
3.2 SARAN
Makalah ini belum dapat mencangkup semua makanan yang di larang oleh agama di serti dasar landasan menganai ditidak bolehkan serta kandungann dalam makanan secara laboratorian belum dapat tercantumkan.















DAFTAR PUSTAKA

Yusuf.rudi.2011.http://luminareminus.wordpress.com/ (di akses pada 03 Desember 2012 10:30)
Teguh.yosef.2011.www.imankatolik.or.id (di akses pada 03 Desember 2012 10:30)
Lorena.maria.2010.katolisitas.org/1914/berpuasa-dan-berpantang-menurut-gereja-katolik(di akses pada 03 Desember 2012 10:30)
Ariani.ratna.2010. mengapa-babi-dilarang-dalam-ajaran-gerej. (di akses pada 03 Desember 2012 10:30)
Sutini.2009.www.sarapanpagi.org › ... › Gereja Katolik (di akses pada 03 Desember 2012 10:30)
Andini.mariana.2005.senjatarohani.wordpress.com/.../makanan-tahir-halal-diperbolehkan-(di akses pada 03 Desember 2012 10:30)




0 komentar:

Posting Komentar