MAKALAH
KEPERAWATAN
TRANSKULTURAL
MAKANAN
YANG DILARANG OLEH AGAMA KATOLIS
KELOMPOK
4 :
1.FITRIYANI
(11620558)
2.
FRIDAY ANDIGA (11620559)
3.
GIARTO (11620560)
4.
HABIB MASHUDA (11620561)
PROGRAM STUDI
ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS
KADIRI
2012
PENGANTAR
Puji Syukur penulis
panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis
dapat menyalurkan kemampuan akademiknya melalui sebuah makalah yang berjudul
“Perspektif Traanskultural dalam Keperawatan”. Sholawat serta salam semoga
selalu terlimpahkan pada Baginda Rosulillah Muhammad SAW yang semoga kita
memperoleh Syafa’at darinya kelak di alam akhirat.
Penulis menyadari bahwa
tanpa bantuan dari pihak lain maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan
makalah ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah
ini. Ucapan terima kasih penulis sempaikan kepada :
1. Bu listika Mey S.Kep.Ns
selaku Pembimbing mata kuliah Konsep dasar Keperawatan 1;
2. Orang
tua penulis yang terus memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis;
3. Rekan-rekanita
yang telah memberikan semangat dan dorongan untuk menyelesaikan makalah ini;
dan
4. Seluruh
pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Sebuah pengakuan
akademik yang nyata bahwa susunan laporan penulis ini masih mengandung celah
kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis menampung koreksi dan saran untuk
dikaji dalam penyempurnaan laporan penulisan ini.
Akhir kata penulis
berharap makalah ini bermanfaat bagi seluruh masyarakat secara umum dan bagi
para calon perawat khususnya.
Penulis
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Makanan
merupakan fakor terpenting dalam menjalani kehidupan. Setiap makhluk yang hidup
membutuhkan makanan. Segi agama adanya anjuran dan larangan untuk mmakan
makanan tersebut, dimana makanan dapat di bagi menjadi makan halal dan haram.
Agama membagi makan
tersebut secar tegas dan teratur dalam landasan dasar yang tegas berasal dari
Tuhan.
Dunia
modern walaupun sudah secara tegas di
larang masih banyak manuia yang melanggar. Dalam hal ini akan di terangkan
makan yang di larang oleh agama terutama agama katolik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana makanan
yang dilarang agama katolik ?
1.3 TUJUAN
Pembaca dan
penullis dapat mengerti makanan yang dilarang oleh agam ktolik.
1.4 MANFAAT
Mengerti dan tidak
memakan makanan yang di larang oleh agama.
BAB
2
PEMBAHASAN
MAKANAN MENURUT AGAMA KATOLIK
Orang Katolik boleh makan sembarang “makanan”,
dan itulah yang dipahami dan diajarkan oleh Gereja. Kiranya itu pun tidak
salah, karena kata ‘makanan’ saya tegaskan dengan garis miring dan
bold. Yang menjadi dasar atau alasan tersebut adalah bahwa soal makan dan minum
tidak ada kaitannya dengan keselamatan, tidak ada kaitannya dengan masuk sorga
atau masuk neraka. Masuk sorga atau masuk neraka kaitannya dengan perilaku dan
sikap hidup manusia.
Dalam Injil Matius 15:1-20, Yesus memberikan ajaran
bahwa yang menajiskan orang bukan apa masuk ke dalam mulut, tetapi apa yang
keluar dari mulut, karena yang keluar dari mulut berasal dari hati. Yang
menajiskan orang adalah segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan,
percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Dari Injil tersebut ada beberapa point hasil
penafsiran:
- Yesus mengkonfrontasikan antara makan dengan tidak mencuci tangan yang dilakukan oleh murid-murid Yesus dengan aturan Yahudi yang memperbolehkan orang tidak lagi menghormati orang tuanya karena alasan tertentu.
- Yesus mengkritik cara hidup beragama para Ahli Taurat dan orang Farisi yang hanya menekankan hal-hal lahiriah dan membuat aturan-aturan yang mempersulit dan menekan orang-orang kecil demi menguntungkan para pemuka agama.
- Yesus tidak secara eksplisit berbicara soal makan apa saja itu boleh (halal), tetapi berbicara soal makan tidak mencuci tangan itu tidak dilarang, (mungkin tangan sudah bersih), dan mencuci tangan yang menjadi tradisi Yahudi sekedar menjaga tradisi, bukan melakukan hal yang esensi yakni membersihkan tangan.
Ada penegasan dalam Injil Markus 7:19 di sana
dikatakan secara eksplisit, “…. Dengan demikian Ia menyatakan semua
makanan halal.”
Lalu bagaimana dengan para Rasul sendiri setelah
menerima pengajaran ini? Dalam Kisah Para Rasul 11:8 Petrus
berkata,”… Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan
yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku.” Meskipun ayat tersebut mengisahkan
tentang perlambang perintah Tuhan kepada Petrus untuk memberitakan Injil kepada
orang-orang kafir (bukan Yahudi), tetapi dari sisi Petrus, selama ini
tetap menjaga tidak makan apa yang menjadi larangan dalam Perjanjian Lama (Kitab
Ulangan dan Imamat).
Larangan makanan (haram dan halal) dalam
Perjanjian Lama sebagian berkaitan dengan sentiment hidup keagamaan atau pun
antar suku. Misalnya haram makan daging babi, karena babi waktu itu menjadi
hewan persembahan dewa-dewi orang-orang kafir. Dilarang makan darah, karena
pemahaman waktu itu darah adalah tempat roh/nyawa (Kej 9:5). Darah juga
merupakan bagian penting untuk korban persembahan (Im 3:13, dll) . Haram
makan lemak, karena lemak adalah dihususkan untuk korban bakaran (Kej 4:4,
Kel 23:18, dst).
Dengan pengetahuan dan sain moderen, berbagai makanan
bisa menyebabkan penyakit pada orang tertentu, misalnya makan lemak bisa
menyebabkan kolesterol tinggi, darah merupakan alat transportasi segala yang
beredar dalam tubuh termasuk peredaran penyakit, babi bisa mengandung cacing
pita, dan sebagainya.
Maka dalam Katolik masalah makanan haram dan halal bukan
menjadi aturan Gereja/Agama. Bukan menjadi aturan untuk mencapai keselamatan
surgawi. Oleh karena itu bersifat tidak wajib untuk menaati
makanan haram dan halal seperti yang diuraikan dalam Perjanjian Lama. Karena
bersifat tidak wajib maka Anda boleh makan bila tidak mengganggu kesehatan
Anda, juga boleh tidak makan makanan tertentu jika bisa menyebabkan gangguan
kesehatan.
Makanan yang di larang antara lain :
1.
Makan daging babi
“Dan babi,
meskipun ia memiliki kuku terbelah, namun dia tidak memamahbiak; babi adalah
najis untuk Anda”.
“daging nya
jangan kamu makan, dan bangkai mereka jangan engkau sentuh, mereka adalah najis
untuk Anda.”[Imamat 11:7-8]
Babi juga
dilarang dalam Injil dalam kitab Ulangan
“Dan babi,
karena kukunya terbelah, namun bukan pemamah biak, ia adalah najis untuk Anda.
Kamu jangan makan daging mereka, dan jangan menyentuh bangkai mereka.” [Ulangan
14:8]
larangan
yang sama juga diulang dalam Injil dalam kitab Yesaya bab 65 ayat 2-5.
·
Konsumsi daging babi menyebabkan
beberapa penyakit
non-Muslim
Lainnya dan atheists akan setuju hanya akan percaya melalui alasan, logika dan
ilmu pengetahuan. Memakan babi dapat menyebabkan tidak kurang dari tujuh puluh
berbagai jenis penyakit. Seseorang dapat memiliki berbagai helminthes(cacingan)
seperti cacing gelang, cacing keremi, cacing tambang, dll Salah satu yang
paling berbahaya adalah Taenia Solium, yang dalam terminologi manusia disebut
cacing pita. Ia hidup di usus dan sangat panjang. berkembang melalui telur,
masuk ke aliran darah dan dapat mencapai hampir semua organ tubuh. Jika ia
memasuki otak dapat menyebabkan hilangnya memori. Jika memasuki jantung dapat
menyebabkan serangan jantung, jika memasuki mata dapat menyebabkan kebutaan,
jika memasuki hati itu dapat menyebabkan kerusakan hati. Hal ini dapat merusak
hampir semua organ tubuh.
Helminthes
berbahaya lain adalah Trichura Tichurasis. Umum kesalahpahaman tentang babi
adalah bahwa jika dimasak dengan baik, telur nya akan mati. Dalam sebuah riset
penelitian yang dilakukan di Amerika, telah ditemukan bahwa dari dua puluh
empat orang menderita Trichura Tichurasis, dua puluh dua telah memasak babi
dengan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa telur cacing dalam daging babi
tidak mati dimasak dengan suhu normal.
·
Lemak babi mengandung bahan untuk
bangunan
Daging Babi
mempunyai sedikit otot (lemak) yang mengandung bahan untuk bangunan dan
kelebihan lemak. Lemak ini mengendap di tubuh dan dapat menyebabkan hipertensi
dan serangan jantung. Tidak mengherankan bahwa lebih dari 50% dari Amerika
menderita hipertensi.
·
Babi merupakan salah satu binatang
terjorok di bumi
Babi yang
merupakan salah satu binatang terjorok di bumi. Ia hidup dan berkembang di
kotoran binatang, kotoran manusia dan kotoran lainnya. Ini adalah jalan terbaik
yang saya tahu bahwa Allah menciptakannya. Di masyarakat desa tidak memiliki
toilet modern dan mereka membuang kotoran di udara terbuka. Sangat sering
kotoran mereka akan habis dimakan oleh babi.
Beberapa
orang berpendapat bahwa di negara-negara maju seperti Australia, babi dipelihara
sangat bersih dan higienis. Bahkan dalam kondisi higienis ini babi-babi dalam
kandang yang sama. Betapa pun keras Anda mencoba untuk menjaga mereka bersih,
mereka jorok secara alami. Mereka memakan dan menikmati kotoran kawannya
sendiri
2.
Makan daging
Dilarag makan daging pada saat rabu abu sampai jumaat agung.
Karena dalam daging terdapat lemak yang tidak baik di konsumi oleh manusia.
Daging tersebut antara lain daging
babi yang kaya cholesterol.
Pantang makan daging atau makanan
lain menurut ketentuan Konferensi para Uskup
hendaknya dilakukan setiap hari Jumat
sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu kebetulan jatuh pada salah satu hari
yang terhitung hari raya; sedangkan pantang dan puasa hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu dan pada hari Jumat
Agung, memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan Kita Yesus Kristus
3.
Makan darah
Dalam darah banyak mengandung kuman penyakit yang tidak di ketahui konsumsi yang berada dalam darah.
Mengenai
makan darah dalam Perjanjian Lama itu termasuk
“Ceremonial Law”/ hukum seremonial, yang dimaksudkan untuk mempersiapkan umat
Israel pada kedatangan Yesus, yang mempersembahkan Tubuh dan Darah-Nya untuk
keselamatan umat pilihan-Nya. Maka pada Perjanjian Lama, umat Israel dilarang
minum darah, agar mereka dipisahkan dari kebiasaan bangsa-bangsa lain, dan juga
agar mereka dapat dipersiapkan untuk menghargai “Darah Perjanjian Baru”, yaitu
Darah Kristus. Menurut St. Thomas Aquinas, Kristus merupakan pemenuhan hukum
Perjanjian Lama, yang terdiri dari Hukum Moral, hukum Seremonial dan hukum
Yuridis. Setelah kedatangan Kristus di Perjanjian Baru, Hukum Moral Perjanjian
Lama yaitu Sepuluh Perintah Allah, tetap berlaku, sedangkan hukum Seremonial
dan hukum Yuridis tidak lagi berlaku.
4.
Makan bangkai hewan yang sudah cukup lama mati
Banyaknya kuman bakteri pada bangkai bila di
makan akan mudah penulara penyakit.
5.
Makan makanan sesaji
Umat katolik dilarang makan makanan bekas sesaji karena
selain tidak sehat, makanan itu telah dipersembahkan kepada roh-roh lain. Boleh
saja membantu orangtua membelikan makanan untuk sesaji, tetapi tidak perlu ikut
dalam mempersembahkan sesaji itu.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Agama Katolik melarang umatnya memakan daging pada rabu
abu sampai jumaat agung terutama daging babi. Daging yang lain nya berupa
daging bangkai, darah beka sesaji.
3.2 SARAN
Makalah ini belum dapat mencangkup semua makanan yang di
larang oleh agama di serti dasar landasan menganai ditidak bolehkan serta
kandungann dalam makanan secara laboratorian belum dapat tercantumkan.
DAFTAR PUSTAKA
Lorena.maria.2010.katolisitas.org/1914/berpuasa-dan-berpantang-menurut-gereja-katolik(di akses pada 03 Desember 2012 10:30)
Ariani.ratna.2010. mengapa-babi-dilarang-dalam-ajaran-gerej. (di akses pada 03 Desember 2012 10:30)
Andini.mariana.2005.senjatarohani.wordpress.com/.../makanan-tahir-halal-diperbolehkan-(di akses pada 03 Desember 2012 10:30)
0 komentar:
Posting Komentar